Membaca Al Qur'an adalah salah satu ibadah teragung diantara ibadah-ibadah yang ada. Setiap huruf yang dibaca maka dinilai 10 kebaikan oleh Allah.
Sebagai seorang muslim kita tidak hanya dituntut membacanya saja. Akan tetapi hendaknya kita juga membacanya dengan baik dan benar sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam.
Agar dapat membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar, seseorang diharuskan memakai Ilmu Tajwid. Belajar Ilmu Tajwid ternyata bukan hanya mengenai hukum bacaan saja, melainkan ada hal lain seperti sifat. Lalu apa sebenarnya pengertian Ilmu Tajwid?
Pengertian Tajwid
Tajwid (التَّجْوِيْدُ ) berasal dari kata jawwada – yujawwidu – tajwiidan (جود – يجود – تجويدا) artinya sama dengan tahsiin (التحسين) yaitu memperindah. Adapun secara istilah Ilmu Tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-Qur'an dengan sebaik-baiknya. Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Hukum mempelajari tajwid yaitu Fardlu Kifayah (wajib dibebankan kepada umat muslim tapi bisa di wakilkan), sedangkan membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar adalah Fardlu 'Ain (wajib bagi setiap umat muslim).
a. Dalil dari Al-Qur'an
Firman Allah S.W.T. dalam Al-Qur'an surat Al-Muzzammil (73) ayat 4 yang berbunyi :
اَوۡ زِدۡ عَلَیۡہِ وَ رَتِّلِ الۡقُرۡاٰنَ تَرۡتِیۡلً
Ayat ini menerangkan bahwa Allah S.W.T memerintahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W untuk membaca Al-Qur'an secara tartil (jelas dan benar).
Firman Allah S.W.T lainya terdapat di potongan ayat Al-Qur'an surat Al-Furqaan (25) ayat 32:
وَرَتَّلْنٰهُ تَرْتِيْلًا
b. Dalil dari As-Sunnah.
Adapun hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah r.a. (istri Nabi S.A.W.) yang berbunyi :
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ يَعْلَى بْنِ مَمْلَكٍ أَنَّهُ سَأَلَ أُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قِرَاءَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصَلَاتِهِ فَقَالَتْ مَا لَكُمْ وَصَلَاتَهُ كَانَ يُصَلِّي ثُمَّ يَنَامُ قَدْرَ مَا صَلَّى ثُمَّ يُصَلِّي قَدْرَ مَا نَامَ ثُمَّ يَنَامُ قَدْرَ مَا صَلَّى حَتَّى يُصْبِحَ ثُمَّ نَعَتَتْ قِرَاءَتَهُ فَإِذَا هِيَ تَنْعَتُ قِرَاءَةً مُفَسَّرَةً حَرْفًا حَرْفًا قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ لَيْثِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ يَعْلَى بْنِ مَمْلَكٍ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ وَقَدْ رَوَى ابْنُ جُرَيْجٍ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُقَطِّعُ قِرَاءَتَهُ وَحَدِيثُ لَيْثٍ أَصَحُّ
Ada juga hadist yang diriwayatkan dari Abdullah Ibnu 'Amr yaitu :
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَمْرٍو عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ مَسْرُوقٍ ذَكَرَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ فَقَالَ لَا أَزَالُ أُحِبُّهُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ خُذُوا الْقُرْآنَ مِنْ أَرْبَعَةٍ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ وَسَالِمٍ وَمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ وَأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ
c. Dalil dari Ijma' (kesepakatan) Ulama
Para ulama sepanjang masa dari jaman Nabi Muhammad S.A.W sampai sekarang telah sepakat bahwa membaca Al-Qur'an secara baik dan benar (bertajwid) adalah fadlu dan wajib. Telah berkata pengarang kitab Nihayah :
"Sesungguhnya telah ijma’ (sepakat) semua imam dari kalangan ulama yang dipercaya bahwa tajwid adalah suatu hal yang wajib sejak zaman Nabi s.a.w. sampai dengan sekarang dan tiada seorangpun yang mempertikaikan kewajiban ini."
Nah itulah semua istilah Tajwid. Sebelum belajar Tajwid, Anda perlu mengetahui 4 tingkatan dalam membaca Al-Qur'an yaitu :
1. Tahqiq (التحقيق)
Secara bahasa tahqiq artinya penyelidikan, pemeriksaan. Tahqiq adalah tingkatan untuk pemula. Cara bacanya hampir sama dengan tartil. Tapi tahqiq lebih tenang dan lambat. Hal ini seperti membetulkan bacaan huruf dari makhrajnya. Pada tingkatan ini juga dapat melatih llidah untuk menyebutkan huruf hijaiyah sesuai dengan makhrajnya.
2. Tartil (الترتيل)
Secara bahasa artinya perlahan. Dalam Tafsir Ibnu Katsir, tartil artinya membaca Al-Qur'an secara perlahan dan sesuai dengan hukum tajwid. Membaca secara tartil biasany bagi orang yang sudah paham dengan makhraj huruf, sifat huruf serta hukum tajwid.
3. Tadwir (التدوير)
Tadwir adalah pertengahan antara baca cepat dan baca perlahan. Bacaan tingkat ini biasanya sering kita dengar ketika saat shalat berjama'ah. Cara membacanya yaitu dengan Mad Munfasil tidak lebih dari 6 harakat.
4. Hadar (الحدر)
Hadar adalah membaca cepat akan tetapi sesuai dengan makhraj dan hukum tajwidnya. Tingkatan ini biasanya dilakukan oleh para penghafal Al-Qur'an yang sedang mengulang hafalanya. Tingkat bacaan hadar cara membacanya yaitu Mad Munfasil tidak lebih dari 2 harakat.
Meski ada 4 tingkat cara membaca Al-Qur'an, menurut para ulama bacaan yang paling afdhal yaitumembaca tingkat tartil agar mengeluarkan suara yang merdu sehingga membuat bacaan lebih meresap hati.
Nah seperti itulah kurang lebihnya tentang tajwid, semoga bisa dipahami dan apabila ada kesalahan dalam penulisan hadist atau ayat Al-Qur'an harap segera hubungi Admin. Terimakasi ^_^
Wallahu A'lam Bis-showab
Luar biasa guruu
BalasHapuswah masih belajar saya mas hehe
HapusBermanfaat sekali
BalasHapusAlhamdulillah
HapusTerimakasih ilmunya, bermanfaat sekali
BalasHapusAlhamdulilah
HapusTerima kasih ilmunya kak, alhamdulillah bermanfaat😁
BalasHapusAlahamdulillah kak. trimakasih sudah berkunjung .
HapusTerimakasih ilmunya, sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih sudah berkunjung. Alhamdulillah bisa bermanfaat bagi orang lain
HapusTabarakallah kk
BalasHapusSangat bermanfaat, terima kasih sudah membagikan ilmunya. Sukses selalu brother.
BalasHapusThanks Sob.
Hapusizin Bookmark ya, haturnuhun ilmu na
BalasHapusmakasi, bermanpaat sekali :)
BalasHapus